PENALARAN INDUKTIF

Nama   : Arbi Budiantoro
Npm     : 21211038
Kelas   : 3eb22


Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian

Induktif adalah  menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum.

Jadi Penalaran Induktif adalah cara berpikir dengan menarik kesimpulan umum dari pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus. Biasanya penalaran induktif ini disusun berdasarkan pengetahuan yang dianut oleh penganut empirisme.
Penalaran induktif membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang diangkat. untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan statistik.

Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat berlaku secara umum.

Contoh :
Kucing menyusui , kambing menyusui , anjing menyusui jadi mereka adalah hewan yang menyusui

Perbedaan dari penalaran deduktif dan induktif adalah, penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induktif menguji informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umum.


Jenis – jenis Penalaran Induktif yaitu :

    1. Generalisasi yaitu proses penalaran dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data.

Contoh :
Atlet lari mempunyai fisik yang kuat
Atlet renang mempunyai fisik yang kuat
Atlet bola mempunyai fisik yang kuat
Jadi , semua Atlet mempunyai fisik yang kuat

Macam – macam Generalisasi :
·         a. Generalisasi sempurna yaitu generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan penyelidikan. Contoh : sensus penduduk

·         b. Generalisasi tidak sempurna yaitu generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki. Generalisasi ini dapat menghasilkan kebenaran bila melalui pengujian yang benar.

     
    2. Analogi yaitu cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang memilki sifat yang sama.
     
      Tujuan Analogi :
1. Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan
2. Analogi dilakukan untuk menyingkap kekeliruan
3. Analogi dilakukan untuk menyusun klasifikasi

Contoh :
Para Atlet harus mempunyai fisik dan tenaga yang kuat untuk bisa memenangkan perlombaan,
Demikian juga dengan tentara harus mempunyai fisk dan tenaga yang kuat untuk melindungi masyarakat. Oleh karena itu untuk menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan tenaga yang kuat.


    3. Hubungan Kausal yaitu penalaran yang diperoleh dari gejala – gejala yang saling berhubungan.

Macam – macam hubungan Kausal :
·         a. Sebab – Akibat :  Peristiwa yang dianggap sebagai sebab menuju kesimpulan sebagai efek dari peristiwa tersebut.
Contoh :
Jumlah sampah di sungai semakin bertambah , akibatnya banjir pun semakin parah.

·       b. Akibat – Sebab : Peristiwa yang dianggap sebagai akibat dari sebab peristiwa tersebut yang mungkin telah menimbulkan akibat.
Contoh :
Kebakaran yang melanda di daerah Jakarta disebabkan  karena konsleting arus pendek.

·      c. Akibat – Akibat : Akibat dari akibat yang lain tanpa menyebut sebab umum yang menimbulkan kedua akibat.
Contoh :
Rudi kemarin mengalami kecalakaan beruntun akibat dari kecelakaan kemarin dia mengalami luka yang serius.

 Sumber :