RESENSI BUKU

JUDUL BUKU :  SUSTER N (DENDAM SUSTER NGESOT)
PENULIS         :  Agung Bawantara
PENERBIT       :  GagasMedia
CETAKAN      :  Pertama, 2007
TEBAL             :  ii + 176 hlm; 11,5 x 19 cm
ISBN                :  979-780-175-6


Film ini bercerita mengenai Sarah yang baru mengetahui bahwa tidak semua perawat pada zaman pendudukan Belanda mengenakan pakaian serba putih. Hal tersebut terkuak dari foto-foto lama neneknya, Rose , pemilik panti jompo di hawa dingin sebuah puncak bukit di Tanah Pasundan.
Panti yang telah lama telantar itu dikenal sebagai Villa Rose dan kemudian diwariskan pada Sarah yang baru saja menikah dengan Jonathan . Pasangan pengantin baru itu berniat wiraswasta dengan menghidupkan kembali panti jompo itu, lengkap dengan segala memorabilia zaman Rose dahulu. Seorang perawat yang cantik, Wulan yang tinggal tak jauh dari Villa Rose, melamar menjadi penanggung jawab panti yang hendak dibuka tersebut. Wulan membawa serta para pembantu untuk mengurus vila dan seluruh penghuninya.
Masalah mulai mengemuka ketika Maya juga mendadak muncul di Villa Rose. Maya adalah adik Joe yang nyentrik dan misterius. Sarah mulai merasakan keganjilan-keganjilan namun tak ada orang lain yang merasakan hal serupa. Kematian adalah hal yang lumrah di sebuah panti jompo, bukan? Namun, benarkah demikian yang sebenarnya terjadi? Atau adakah sebuah rahasia kelam dari masa lalu yang menghantui kekinian Villa Rose? Serta N, inisial nama siapakah itu? Sarah bertekad mengungkap semuanya, karena ia harus berpacu dengan waktu, sebelum semuanya menjadi benar-benar terlambat.
Berbagai keanehan terus menghantui Sarah semenjak merombak villa lama milik neneknya menjadi panti jompo. Kematian demi kematian datang silih berganti. Sarah yakin, ada unsur yang mengahantui panti jompo itu. Di saat ia berusaha mencari tahu tiba- tiba ia  melihat seorang perempuan, dalam balutan seragam suster, mengesot di lantai yang dingin. Suara gesekan pakaian seragam dengan debu lantai terdengar seperti nada monoton yang mengerikan.
Namun, ketika ia berusaha menceritakan kejadian itu, tak ada seorang pun yang percaya. Tiba-tiba Sarah merasa sendirian, dikucilkan karena hanya dia saja yang menjadi saksi peristwia mistis itu. Belum habis kekhawatirannya, hadir seorang pelayan misterius yang memengaruhi pikirian selsi panti jompo itu. 
Terlalu banyak teka-teka di tempat itu. Sarah harus melakukan sesuatu sebelum dia tercatac sebagai korban berikutnya.
Mitos hantu suster ngesot yang berlokasi di Jawa Barat mengisahkan tentang Suster Norah, cucu seorang nyai (wanita pribumi yang menikah dengan pria Belanda) yang cantik dan bekerja sebagai perawat di sebuah panti jompo yang diperuntukkan bagi keturunan Belanda di Jawa Barat. Asal usul Norah yang setengah Belanda dan nenek Norah yang ditengarai mempunyai ilmu gaib dan barang-barang pusaka, salah satunya berupa gelang keramat yang dipercaya dapat membuatnya berada dalam dua alam yang berbeda. Atas alasan tersebut pertunangan Norah putus dengan pria Belanda.

Kemarahan dan ketidakberdayaan mengubah Norah menjadi sosok yang dingin dan kejam. Satu per satu ia membunuhi penghuni panti dengan berbagai cara. Norah juga merayu tunangan pemilik panti. Kedok Norah akhirnya terbongkar dan dihentikan dengan jalan memukul kaki Norah dengan tongkat hingga remuk dan tak berdaya.

PENALARAN DEDUKTIF

NAMA  : Arbi Budiantoro
NPM     : 21211038
KELAS : 3EB22

PENALARAN DEDUKTIF

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Deduktif adalah metode berfikir yang berawal dari hal-hal umum dan kemudian dihubungkan kedalam bagian-bagian khusus (umum-khusus).
Jadi Penalaran Deduktif  adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang khusus berdasarkan fakta-fakta yang bersifat umum.

Jenis – Jenis Penalaran Deduktif :
·        Silogisme Kategorial adalah Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
·         Silogisme Hipotesis adalah Silogisme yang terdiri atas Premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
·         Silogisme Akternatif adalah Silogisme yang terdiri atas Premis mayor berupa proposisi alternatif.
·         Entimen  Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya Premis Minor dan simpulan.

Ada juga Penarikan kesimpulan deduktif dibagi menjadi dua, yaitu :
·         Penarikan Kesimpulan secara Langsung.
·         Penarikan Kesimpulan secara Tidak Langsung.

   1.      Penarikan Kesimpulan secara Langsung
Kesimpulan secara langsung adalah penarikan simpulan yang ditarik dari satu Premis.
Premis yaitu prosisi tempat menarik kesimpulan.

1. Semua S adalah P. (premis)
Sebagian P adalah S. (simpulan)
Contoh: Semua tumbuhan membutuhkan sinar matahari. (premis)
               Sebagian yang membutuhkan sinar matahari adalah tumbuhan. (simpulan)

2. Semua S adalah P. (premis)
Tidak satu-pun S adalah tak-P. (simpulan)

Contoh: Semua senjata tajam berbahaya. (premis)
               Tidak satu-pun senjata tajam tidak berbahaya. (simpulan)

3. Tidak satu-pun S adalah P. (premis)
Semua S adalah tak-P. (simpulan)

Contoh: Tidak satu-pun pria sama seperti wanita. (premis)
               Semua pria itu tak sama seperti wanita. (simpulan)

4.      Semua S adalah P. (premis)
Tidak satu-pun S adalah tak P. (simpulan)
Tidak satu-pun tak P adalah S. (simpulan)

Contoh: Semua ikan adalah berenang. (premis)
               Tidak satu-pun ikan adalah tak berenang. (simpulan)
               Tidak satu-pun yang tak berenang adalah ikan. (simpulan)

    2.      Penarikan Kesimpulan secara Tidak Langsung
Untuk penarikan simpulan secara tidak langsung diperlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis tersebut akan menghasilkan sebuah simpulan. Premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus.
Jenis penalaran deduksi dengan penarikan simpulan tidak langsung, yaitu:
1.      Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). 
Contohnya:
-          Semua hewan bernapas. (premis)
Kucing adalah hewan. (simpulan)
Jadi, kucing itu bernapas. (simpulan)


2.       Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara tidak langsung. Dan dapat dikatakan silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contohnya :

-          Semua guru adalah orang cerdas
Andi adalah seorang guru.
Jadi, Andi adalah orang cerdas.

Jadi, dengan demikian Silogisme dapat dijadikan Entimen. Sebaliknya, Entimen   juga dapat dijadikan Silogisme.


SUMBER :