Psikologi Pendidikan :
Tentang Hipnosis atau Hipnotis
Hipnosis berasal dari kata “hypnos”,
nama dewa tidur orang Yunani Kuno. Kata “hypnosis” pertama kali diperkenalkan
James Braid, seorang dokter dari Inggris (1795 – 1860).
Menurut American Psychological
Association bahwa hipnosis adalah
a cooperative interaction in which the participants responds to the
suggestions of the Hypnotist. Hipnosis merupakan salah satu teknik
yang digunakan di lingkungan dunia psikologi dan medis untuk kepentingan
terapi, terutama untuk mengurangi rasa sakit dan kecemasan. Seperti yang dilakukan Freud, penggagas utama aliran psikoanalisa,
yang banyak menggunakan teknik hipnosis untuk kepentingan pengobatan
kliennya
Saat ini di Indonesia hipnosis menjadi
sangat populer, terutama setelah banyak digunakan untuk kepentingan hiburan,
khususnya dalam atraksi sulap, sebagaimana sering kita saksikan dalam tayangan
televisi, misalnya atraksi.yang diperagakan oleh Romy Rafael, Uya Kuya
dan para pesulap lainnya. Belakangan ini hipnosis semakin banyak
dibicarakan orang, yang seolah-olah dikaitkan dengan berbagai
tindakan kejahatan.
Terkait dengan cara kerja hipsosis,
menurut John Kihlstrom, “The hypnotist does not hypnotize the
individual. Rather, the hypnotist serves as a sort of coach or tutor whose job
is to help the person become hypnotized”. Dari pernyataan ini tampaknya cara kerja
hipnosis sangat bergantung pada kesiapan dan kerelaan dari orang yang
dihipnosisnya.
Setiap individu mempunyai pengalaman
hipnosis yang beragam, beberapa orang mengatakan bahwa selama dalam kondisi
terhipnosis mereka mengalami perasaan relaksasi yang ekstrim. Di
satu sisi ada yang mengatakan bahwa ketika terhipnosis, segala
tindakannya berada di luar kesadaran mereka, di lain pihak
ada pula yang mengatakan bahwa mereka sepenuhnya tetap dalam keadaan
sadar.
Hasil eksperimen yang dilakukan Ernest
Hilgard terhadap dua kelompok yang terhipnosis dan tidak terhipnosis
menunjukkan bahwa hipnosis dapat mengubah persepsi seseorang. Dalam
eksperimen tersebut, kedua kelompok diminta untuk meletakkan tangan ke dalam
air es yang dingin dalam waktu beberapa menit.. Ketika mengangkat kembali
tangannya, kelompok yang tidak terhipnosis merasakan rasa sakit di tangannya,
sementara mereka yang terhipnosis mampu mengangkat kembali tangannya
dengan tanpa mengalami rasa sakit.
Sementara itu, pengalaman pribadi saya,
ketika masih bertugas sebagai guru BK di sebuah SMA, saya pernah menangani
kasus yang tergolong berat. Karena faktor keterbatasan kemampuan dan kewenangan
saya sebagai Guru BK, saya menyarankan klien saya untuk berkonsultasi
dengan psikolog. Rupanya saran saya pun ditanggapi dengan baik oleh klien saya
dan kedua orang tuanya, Tak lama setelah berkonsultasi dengan psikolog, dia
bercerita kepada saya bahwa dia mendapatkan terapi hipnosis dari psikolog yang
bersangkutan. Dia mengalami perasaan yang jauh lebih lega dibandngkan sebelum
mengikuti hipnosis. Namun dari apa yang dia ungkapkan dan dilihat dari raut
mukanya, dia tampak seperti orang yang mengalami kelelahan. Boleh jadi,
proses katarsis yang dialaminya melalui
hipnosis telah cukup menguras energi psikisnya.

Berikut ini beberapa kegunaan dari
aplikasi hipnosis dalam dunia medis:
§ Treatment kondisi nyeri kronis,
seperti pada rheumatoid arthritis.
§ Treatment dan pengurangan sakit saat
melahirkan.
§ Pengurangan gejala demensia.
§ Hipnoterapi gejala ADHD.
§ Mengurangi rasa mual dan muntah pada
pasien kanker yang menjalani kemoterapi.
§ Mengendalikan rasa sakit selama prosedur
pengobatan gigi.
§ Membatasi atau mengurangi kondisi
kulit termasuk kutil dan psoriasis.
§ Pengentasan gejala asosiasi dengan Irritable Bowel Syndrome .
Banyak orang berpikir bahwa mereka tidak
dapat dihipnosis, namun hasil penelitian telah menunjukkan bahwa sebagian besar
orang ternyata dapat dihipnosis (hypnotizable).
§ Lima belas persen orang sangat responsif
terhadap hipnosis.
§ Anak-anak cenderung lebih rentan terhadap
hipnosis.
§ Sekitar sepuluh persen orang dewasa
dianggap sulit atau tidak mungkin untuk dihipnosis.
§ Orang mudah berfantasi jauh lebih
responsif terhadap hipnosis.
Beberapa Mitos tentang Hipnosis
Mitos 1: Bila Anda terbangun dari
hipnosis, Anda tidak akan ingat apa-apa yang terjadi ketika Anda terhipnosis. Hipnosis memang memiliki dampak yang signifikan terhadap memori.
Pasca-hipnosis dapat menyebabkan seseorang melupakan hal-hal tertentu yang
terjadi sebelum atau selama hipnosis, namun efek ini sifatnya terbatas dan
sementara.
Mitos 2: Hipnosis dapat membantu orang
mengingat rincian pasti tentang kejahatan yang mereka saksikan. Hasil penelitian telah menemukan bukti bahwa hipnosis tidak
mengarah kepada peningkatan memori yang signifikan atau ketepatan, dalam
hipnosis sangat mungkin tergungkap hal yang tidak sebenarnya atau terjadi
distorsi memori.. Oleh karena itu, data yang terungkap melalui
hipnosis tidak bisa dijadikan sebagai bukti atau kesaksian atas
suatu tindakan kejahatan.
Mitos 3: Anda dapat dihipnosis melawan
kehendak Anda. Meskipun banyak diceritakan ada orang yang dihipnosis tanpa
persetujuannya, tetapi sesungguhnya hipnosis membutuhkan partisipasi sukarela
dari orang yang yang bersangkutan.
Mitos 4: Orang yang mengpnotis memiliki
kontrol penuh terhadap tindakan Anda ketika Anda sedang dihipnosis. Orang yang menghipnosis tidak dapat membuat Anda melakukan
tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai atau moral yang Anda yakini.
Mitos 5: Hipnosis dapat membuat Anda
super-kuat atau hebat. Hipnosis memang dapat digunakan
untuk meningkatkan kinerja/penampilan seseorang, tetapi tidak lantas membuat
orang menjadi kuat atau hebat, di luar batas kemampuan fisik yang sebenarnya.
Sumber : http://www.artikelbagus.com
Sumber : http://www.artikelbagus.com
0 komentar:
Posting Komentar